3. Hubungan Antar Elemen Struktur
Kekuatan rumah tahan gempa tidak hanya ditentukan oleh bahan dan ukuran elemen struktur, tetapi juga oleh hubungan antar elemen tersebut. Berikut adalah cara penghubungan elemen-elemen struktur:
a. Hubungan Pondasi dan Balok Pengikat
Pondasi dan balok pengikat harus dihubungkan dengan angkur besi yang ditanam dalam pondasi dengan jarak 1 meter.
b. Hubungan Balok Pengikat dan Kolom
Balok pengikat dan kolom harus dihubungkan dengan cara membengkokkan tulangan kolom ke dalam balok pengikat dengan panjang lewatan minimal 40 cm.
c. Hubungan Kolom dan Dinding
Kolom dan dinding harus dihubungkan dengan angkur setiap 6 lapis bata untuk menjaga kekokohan bangunan.
4. Pengecoran Beton yang Tepat
Pengecoran beton merupakan tahap yang krusial dalam pembangunan rumah tahan gempa. Proses pengecoran kolom dan balok harus dilakukan dengan hati-hati, dengan memastikan cetakan/bekisting rapat dan kuat. Pengecoran dilakukan secara bertahap untuk memastikan hasil yang optimal.
5. Inovasi Rumah Tahan Gempa: Metode RISHA
Selain menggunakan metode konvensional, pemerintah juga merekomendasikan inovasi seperti metode RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang menggunakan bahan prefab (pracetak). Metode ini lebih cepat, hemat biaya, dan memiliki daya tahan gempa yang baik.
Dengan mengikuti panduan ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat membangun rumah yang tidak hanya tahan terhadap gempa, tetapi juga aman untuk ditempati. Penerapan prinsip-prinsip konstruksi yang tepat akan mengurangi kerusakan dan meminimalkan risiko korban jiwa saat terjadi gempa bumi.